Di akhir surah al-Dhuha, Allah berpesan, “Adapun berkenaan nikmat Tuhanmu, maka ceritakanlah.”
Bagaimana indahnya Islam; dalam mengiktiraf asam garam kehidupan, ia mengajarkan umat manusia untuk fokus kepada sisi-sisi baik kehidupan, dan melatih umat Islam untuk menceritakan dan berkongsi kebaikan-kebaikan ukhrawi dan duniawi, nikmat Allah ta’ala kepada kita.
Ia amat bertepatan dengan amalan Salafussoleh. Dikisahkan, Al-Fudhail bin Iyadh dan Sufyan bin Uyaynah berbual di malam hari, menghitung dan menyebutkan nikmat-nikmat Allah ta’ala sesama mereka.
Hikmahnya jelas di musim PKP ini. Di mana, keluhan-keluhan tersebar meluas dalam media sosial, betapa perlunya kita untuk kembali kepada ajaran asal Islam ini – menyebarkan berita-berita baik dan positif – nikmat nikmat Allah, yang sekecil manapun, kepada kita.
Menyebarkan negative vibes, keluhan dan kesedihan dalam muslimin, tidak bertepatan dengan ajaran Islam. Lihatlah bagaimana Nabi Ya’kub bercerita tentang kehilangan dua anaknya, Yusuf & Bunyamin,
“Sesungguhnya aku hanyalah mengadukan kesusahan dan dukacitaku kepada Allah..” (Yusuf, 86). Secara mafhum mukhalafahnya, ayat itu difahami, Nabi Ya’kub tidak mengadukan kesusahan dan dukacitanya kepada selain Allah. Demikian akhlak para anbiya yang wajar dicontohi oleh muslimin.
Secara psikologinya, selalu bercerita dan mendengar benda-benda negatif ini, akan mendedahkan seseorang itu kepada penyakit mental dan kemurungan (depression), dan rasa rendah diri (inferiority complex) yang melampau-lampau.
Begitu juga, sebaliknya, selalu bercerita dan mendengar benda-benda positif, akan menjadikan kita lebih positif dan insyaAllah terpelihara daripada penyakit mental dan depression ini.
Dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan diri sendiri, mengiktirafnya (self embrace), sepertimana dianjurkan oleh Allah di akhir surah Dhuha ini, menjadikan seseorang lebih yakin diri, memperbaiki dirinya, dan seterusnya akan memanfaatkan dirinya dan potensinya untuk masa depan yang lebih cerah.
Disediakan oleh unit hebahan dan arkib ABIM Negeri Sabah.